Kumpulan Profile, biodata dan foto para selebriti terkenal

Sunday, 16 November 2014

Strange occurrences When the tsunami December 26, 2004 | Kejadian Aneh Saat Tsunami 26 Desember 2004

Strange occurrences When the tsunami December 26, 2004/Kejadian Aneh Saat Tsunami 26 Desember 2004

Strange occurrences When the tsunami December 26, 2004

Strange occurrences When the tsunami December 26, 2004


Events that we never forget sebangai big caveat is the seabed earthquake that occurred on December 26, 2004 a magnitude 9.0 earthquake scale Ricther is the largest force after the earthquake Alaska in 1964 with the power of 9.2. This earthquake originated from the Indian Ocean, north of the island of Simeulue and the end of the west coast of northern Sumatra. This earthquake generates a tsunami giant waves that destroyed the coast of Indonesia, Sri Lanka, South India, Thailand and other countries with a wave height of more than 30 meters.


Kejadian yang tak pernah kita lupakan sebangai peringatan besar adalah Gempa bumi dasar laut yang terjadi pada tanggal 26 Desember 2004 berkekuatan 9.0 skala Ricther merupakan gempa dengan kekuatan terbesar setelah gempa Alaska pada tahun 1964 dengan kekuatan 9.2. Gempa ini berasal dari Samudera India, yaitu sebelah utara pulau Simeulue dan merupakan ujung pantai barat Sumatra Utara. Gempa ini menghasilkan gelombang raksasa tsunami yang menghancurkan pantai Indonesia, Srilangka, India Selatan, Thailand dan negara lainnya dengan tinggi gelombang lebih dari 30 meter.


Strange occurrences When the tsunami December 26, 2004

Strange occurrences When the tsunami December 26, 2004


which killed quite a lot, Until recently recorded human fatalities died had more than 310,000 inhabitants. While the number of dead animals is relatively less or it can be said that the tsunami impact on wildlife is very limited, leading to speculation that the animal has greater sensitivity to the impending danger. Speculation is corroborated by several facts that occurred a few hours before the tsunami disaster. Strange behavior of some of the animals prior to the tsunami has been observed in Sri Lanka, approximately 1 hour before the tsunami struck, people in the Yala National Park to observe three elephants ran away from the beach Patanangala towards the hills. Bats are fantastic many fly south side of town Dickwella in Sri Lanka. And also observed two dogs did not want to approach the coast near Galle, but every day the dogs were located around the place. Strange events also occurred in Thailand as reported in the media that some elephants were brought tourists ran towards the hill, to save a buck before the tsunami destroyed the wall of water in Phuket, Thailand. In a nature reserve south coast of India also observed a number of Flamingo fly towards a safer forest of the nature reserve before the tsunami. At the moment the tsunami hit Sri Lanka, around hundreds of elephants, leopards, tigers, **** forest, deer, water buffalo, monkeys and smaller mammals and reptiles similar escape safely heading to higher ground. While a large number of turtles found dead debris areas along the coast of the province. Sensitivity and response to animal instinct against an imminent danger that is not owned by this man could be used as a tool for the first warning of natural disasters that could be used to raise awareness of human so that it can reduce the number of human fatalities as the tsunami that occurred on 26 December 2004 .
yang menelan korban cukup banyak ,Sampai saat ini korban jiwa manusia yang tercatat meninggal telah lebih dari 310.000 jiwa. Sedangkan jumlah binatang yang meninggal adalah relatif lebih sedikit atau bisa dikatakan bahwa dampak tsunami pada margasatwa adalah sangat terbatas, sehingga menimbulkan spekulasi bahwa binatang lebih mempunyai kepekaan terhadap bahaya yang akan terjadi. Spekulasi ini dikuatkan oleh beberapa fakta yang terjadi beberapa jam sebelum terjadinya bencana Tsunami. Perilaku aneh beberapa binatang sebelum bencana tsunami telah diamati di Srilangka, sekitar 1 jam sebelum bencana tsunami terjadi, orang-orang di Taman Nasional Yala mengamati 3 ekor gajah berlarian menjauh dari pantai Patanangala menuju perbukitan. Kelelawar secara fantastis banyak berterbangan disebelah selatan kota Dickwella di Srilangka. Dan juga diamati 2 ekor anjing tidak mau diajak mendekati pantai di dekat Galle, padahal setiap harinya anjing-anjing itu berada disekitar tempat itu. Kejadian aneh juga terjadi di Thailand seperti yang di laporkan di media massa bahwa beberapa ekor gajah yang sedang membawa wisatawan berlari menuju bukit, untuk menyelamatkan penunggangnya sebelum bencana tsunami menghancurkan dinding air di Phuket, Thailand. Di sebuah cagar alam pantai selatan India juga diamati sejumlah Flamingo beterbangan menuju hutan yang lebih aman dari cagar alam tersebut sebelum bencana tsunami. Pada saat tsunami melanda Srilangka, sekitar ratusan gajah, macan tutul, harimau, **** hutan, rusa, kerbau air, kera dan mamalia yang lebih kecil serta sejenis reptilia telah melarikan diri dengan selamat menuju ke dataran yang lebih tinggi. Sedangkan sejumlah besar kura-kura ditemukan mati didaerah puing-puing disepanjang pantai di propinsi Aceh. Kepekaaan dan naluri binatang terhadap respon akan timbulnya bahaya yang tidak dimiliki oleh manusia ini bisa digunakan sebagai alat untuk peringatan pertama bencana alam yang bisa digunakan untuk meningkatkan kewaspadaan manusia sehingga bisa mengurangi jumlah korban jiwa manusia sebagaimana bencana tsunami yang terjadi pada tanggal 26 Desember 2004 yang lalu.

Strange occurrences When the tsunami December 26, 2004

Strange occurrences When the tsunami December 26, 2004

Strange occurrences When the tsunami December 26, 2004


Physiology related to the senses of animals

Animals have senses are super sensitive to noise, temperature, touch, vibration, electrostatic and chemical activity and magnetic fields and electric fields. This sensitivity gives them could know early few hours before the dangers of natural disasters such as tsunamis. However, this sensitivity is not possessed by humans.

Earthquake cause vibration changing in soil and water, while wind storms cause electromagnetic changes in the atmosphere. Some animals have senses of smell-sensitive pendegaran and thus allow them to determine something that will come before him earlier than humans. Research in the field of acoustic and seismic communication have shown that some species of fish are sensitive to low-frequency vibrations and detect earthquakes long before humans feel, besides that elephants can feel the vibrations generated from the earthquake that caused the tsunami.

Fisiologi yang berhubungan dengan panca indera binatang

Binatang memiliki panca indera yang super sensitif terhadap suara, temperature, sentuhan, getaran, aktifitas elektrostatis dan kimia serta medan magnet dan medan listrik. Sensitifitas ini memberikan mereka bisa mengetahui lebih awal beberapa jam sebelum bahaya bencana alam sebagaimana tsunami terjadi. Namun sensitifitas ini tidak dimiliki oleh manusia.

Gempa menimbulkan getaran yang berubah-ubah pada tanah dan air sedangkan angin badai menyebabkan perubahan elektromagnetik di atmosfer. Beberapa binatang mempunyai indera pendegaran dan penciuman yang peka sehingga membuat mereka bisa menentukan sesuatu yang akan datang dihadapannya lebih dahulu daripada manusia. Riset-riset dibidang komunikasi akustik dan seismik telah menunjukkan bahwa beberapa jenis ikan adalah sensitif terhadap getaran frekuensi rendah dan mendeteksi gempa jauh sebelum manusia merasakannya, disamping itu gajah juga bisa merasakan getaran-getaran yang dibangkitkan dari gempabumi yang menyebabkan tsunami.


Strange occurrences When the tsunami December 26, 2004

Strange occurrences When the tsunami December 26, 2004

Strange occurrences When the tsunami December 26, 2004


Some species of animals have been able to hear a tsunami that would come from an earthquake that broke below the seafloor. Species of birds, dogs, elephants, tigers and other animals can detect infrasonic frequencies between 1-3 hertz compared to humans only in the 100-200 hertz frequency, so that the animals are more sensitive to low-frequency sound waves that humans can not hear.

Some theories related to the sensitivity of animals in natural disasters

Alternative theory that has gained the approval of many experts have recently related to the sensitivity of animals in natural disasters are (i) that animals can feel the change in the magnetic field that occurred near the epicenter, as such are pigeons, turtles, bees and still more; (ii) fish species are known to be very sensitive to the variation of the electric charge changes in the water that sometimes is signaled the beginning of an earthquake; (iii) in the soil organisms can respond to changes in polarity and concentration of atmospheric ions or charge of the particle, so that it can cause animals to detect the effects of air ionization of gas radon are sometimes removed from the earth before the earthquake occurred; (iv) the piezoelectric effect has also been demonstrated that the pressure change is done in a kind of quartz crystals generate an electric charge on the surface of the crystal, it is believed to generate sufficient electrical energy to create ions fly before, during and after the earthquake, so that the animals can anticipate earthquakes more through its sensitivity to wind roar.
Beberapa jenis binatang telah bisa mendengar tsunami yang akan datang dari saat gempa yang meletus dibawah dasar laut. Spesies burung, anjing, gajah, harimau dan binatang lainnya bisa mendeteksi frekuensi infrasonic antara 1-3 hertz dibandingkan manusia hanya pada frekuensi 100-200 hertz, sehingga binatang lebih memiliki sensitifitas pada gelombang suara berfrekuensi rendah dimana manusia tidak bisa mendengarnya.

Beberapa teori yang terkait dengan kepekaan binatang pada bencana alam

Teori alternatif yang telah mendapatkan persetujuan dari banyak pakar baru-baru ini berkaitan dengan kepekaan binatang pada bencana alam adalah (i) bahwa binatang bisa merasakan perubahan pada medan magnet yang terjadi didekat pusat gempa, sebagai misal adalah burung dara, kura-kura, lebah dan masih banyak lagi; (ii)spesies ikan dikenal sangat sensitif pada variasi perubahan muatan listrik di dalam air yang kadang-kadang adalah merupakan isyarat permulaan terjadinya gempa bumi; (iii) organisme di tanah bisa merespon perubahan polaritas dan konsentrasi ion atmosfir atau muatan partikel, sehingga hal ini bisa menyebabkan binatang tersebut bisa mendeteksi efek ionisasi udara dari gas radon yang kadang-kadang dikeluarkan dari bumi sebelum gempa bumi terjadi; (iv) efek piezoelektrik juga telah menunjukkan bahwa perubahan tekanan yang dikerjakan pada kristal sejenis kwarsa menghasilkan muatan listrik pada permukaan kristal, hal ini dipercaya bisa membangkitkan energi listrik yang cukup untuk membuat terbang ion-ion sebelum, selama dan setelah gempa bumi, sehingga binatang bisa mengantisipasi gempa bumi lebih banyak melalui kepekaannya terhadap gemuruh angin.


Strange occurrences When the tsunami December 26, 2004

Strange occurrences When the tsunami December 26, 2004

Strange occurrences When the tsunami December 26, 2004


Tsunami early warning

Tsunami warning system in general is a system to detect tsunamis and issue warnings to prevent many deaths. Consists of two basic components, namely For sensor networks detect tsunamis and communications infrastructure to issue an alarm or siren that allow the evacuation of coastal areas.

Many areas around the coast of the Pacific Ocean, especially Japan, Hawaii, Polynesia, Alaska and the Pacific coasts of South America, has a tsunami warning system and evacuation procedures in case of a serious tsunami. Although so many others who do not have it the ocean, this is what causes many casualties during the tsunami December 26, 2004 that occurred in the Indian Ocean. In a conference organized by the United Nations in January 2005 in Kobe, Japan has decided that the Tsunami Warning System will be placed in the Indian Ocean as a result of the response to the Indian Ocean tsunami in 2004.

Of course, the provision of the Tsunami Early Warning System is a very high-tech requires enormous funds both for the cost of infrastructure and maintenance costs. For example, as issued by the Nasa website that says that three of the four tsunami warning equipment installed since 1948 have suffered damage and the cost of the damage is becoming more expensive alarm. Evacuation warning system improvements in Hawaii this has cost about 68 million USD. From here we can imagine how the costs for the provision of the Tsunami Early Warning System with this high technology.

Early warning prior to the occurrence of natural disasters can actually be obtained naturally from the strange behavior of the animals prior to the disaster. Animals have potentially could be used as a low-tech warning system and of course the costs are needed also much cheaper than the high-tech warning system.

Researchers have long studied the types of animals that can be expected to hear and feel before the earth quake and before the tsunami wave propagates toward the beach area by using sensitivity senses as a predictive tool. Kiyoshi Shimamura, a medical doctor in Japan in September 2003, has submitted the results of his studies in the mass media with regard to studies related to the strange behavior of the dog such as biting, barking beyond the limit can be used as a tool to predict the occurrence of earthquakes of this research is associated with the Kobe earthquake 1995, which killed about 6,000 people. Researchers from Turkey, Sheldrake also conducted a study on the reaction of the animals prior to the earthquake include the California earthquake of 1994 and the earthquake in Turkey in 1999. As reported that the dog behaves mysteriously and could not sleep at midnight, bird £ Æ Ã? Â »bird that the stable, looked nervous and cats look scared and always wanted to hide before the time of the earthquake.

Peringatan awal bencana Tsunami

Sistem peringatan tsunami secara umum adalah merupakan suatu sistem untuk mendeteksi tsunami dan mengeluarkan peringatan untuk mencegah terjadinya banyak korban jiwa. Terdiri dari dua buah komponen pokok yaitu jaringan sensor utk mendeteksi gelombang tsunami dan infrastruktur komunikasi untuk mengeluarkan alarm atau sirine yang memperbolehkan evakuasi daerah pantai.

Banyak daerah pantai disekitar Laut Pasifik, terutama Jepang, Hawaii, Polynesia, Alaska dan pantai-pantai Pasifik Amerika Selatan, mempunyai sistem peringatan tsunami dan prosedur pengungsian jika terjadi tsunami yang serius. Walaupun begitu banyak lautan lain yang tidak mempunyainya, hal inilah yang menyebabkan banyaknya korban jiwa saat terjadi tsunami 26 Desember 2004 yang terjadi di Lautan India. Dalam sebuah konferensi yang diselenggarakan oleh PBB pada Januari 2005 di Kobe, Jepang telah diputuskan bahwa Sistem Peringatan Tsunami akan ditempatkan di Lautan India sebagai respon akibat terjadinya Tsunami Laut India 2004.

Tentu saja penyediaan Sistem Peringatan Awal Tsunami berteknologi tinggi adalah sangat membutuhkan dana yang luar biasa besarnya baik untuk biaya infrastruktur maupun biaya pemeliharaannya. Sebagai contoh seperti yang dikeluarkan oleh Website milik Nasa yang menyebutkan bahwa tiga dari empat peralatan peringatan Tsunami yang dipasang sejak tahun 1948 telah mengalami kerusakan dan biaya kerusakan alarm ini menjadi lebih mahal. Evakuasi perbaikan sistem peringatan di Hawaii ini telah menghabiskan biaya sebanyak 68 juta USD. Dari sini kita bisa membayangkan betapa besarnya biaya untuk penyediaan Sistem Peringatan Awal Tsunami dengan teknologi tinggi ini.

Peringatan awal sebelum terjadinya bencana alam ini sebenarnya bisa diperoleh secara alami dari perilaku aneh binatang sebelum terjadinya bencana. Binatang telah bisa digunakan secara potensial sebagai sistem peringatan teknologi rendah dan tentu saja biaya yang dibutuhkannya juga jauh lebih murah dibandingkan dengan sistem peringatan berteknologi tinggi.
Peneliti-peneliti telah lama mempelajari jenis-jenis binatang yang bisa diharapkan bisa mendengar dan merasakan sebelum bumi berguncang dan sebelum ombak besar tsunami menjalar menuju daerah pantai dengan menggunakan kepekaan inderanya sebagai alat prediksi. Kiyoshi Shimamura, seorang dokter kesehatan di Jepang pada bulan September 2003 telah menyampaikan hasil studinya di media massa berkaitan dengan studinya berkaitan dengan perilaku aneh dari anjing seperti menggigit, menyalak yang melampaui batas bisa digunakan sebagai alat untuk meramalkan terjadinya gempa riset ini dikaitkan dengan gempa Kobe pada tahun 1995 yang menewaskan sekitar 6.000 orang. Peneliti dari Turki, Sheldrake juga melakukan studi pada reaksi binatang sebelum terjadinya gempa yang meliputi gempa California tahun 1994 dan gempa Turki tahun 1999. Seperti yang dilaporkan bahwa anjing berperilaku secara misterius dan tidak bisa tidur di tengah malam, burung ãÆ?»burung yang dikandang terlihat gelisah dan kucing-kucing terlihat takut dan selalu ingin bersembunyi sebelum saat terjadinya gempa bumi.

Strange occurrences When the tsunami December 26, 2004

Strange occurrences When the tsunami December 26, 2004


By examining various kinds of facts, theories, and research related to the strange behavior of the animals prior to the occurrence of natural disasters such as described above, then the sensitivity animals diekspesikan as this strange behavior can be used as an early warning system for natural disasters earthquake and tsunami. Strange behavior of these animals can be used to raise awareness in humans against future disasters. Of course, a good communication system needs to be established to disseminate early warning of tsunami or other natural disasters through television, radio, internet or delivery of information from mouth to mouth. Highly dependent on the length of time between the earthquake and the time required by the tsunami propagation leading to population around the beach, this is a crucial time for displaced communities around the coast to get to higher ground, so that they are saved before the arrival of the tsunami waves . Besides, education about the dangers of tsunamis, signs of a tsunami, preparation and how to save themselves when the tsunami occurred in the whole society is a very important factor.

Dengan menelaah berbagai macam fakta, teori dan riset yang berkaitan dengan perilaku aneh binatang sebelum terjadinya bencana alam seperti yang telah diuraikan diatas, maka kepekaan binatang yang diekspesikan sebagai perilaku aneh ini bisa dimanfaatkan sebagai sistem peringatan awal bencana alam baik gempa bumi maupun tsunami. Perilaku aneh dari binatang ini bisa digunakan untuk meningkatkan kewaspadaan pada manusia terhadap bencana yang akan terjadi. Tentu saja sistem komunikasi yang baik perlu dibangun untuk menyebarkan adanya peringatan awal tsunami ataupun bencana alam yang lainnya baik melalui televisi, radio, internet ataupun penyampaian informasi dari mulut ke mulut. Yang sangat tergantung pada lamanya waktu antara terjadinya gempa dan waktu yang dibutuhkan oleh perambatan tsunami menuju ke populasi disekitar pantai, ini adalah merupakan waktu yang sangat krusial untuk melakukan pengungsian masyarakat sekitar pantai untuk menuju ke daratan yang lebih tinggi, sehingga mereka terselamatkan sebelum datangnya gelombang tsunami. Disamping itu pendidikan tentang bahaya tsunami, tanda-tanda datangnya tsunami, persiapan dan bagaimana cara menyelamatkan diri jika tsunami terjadi pada seluruh masyarakat adalah merupakan faktor yang sangat penting.
Strange occurrences When the tsunami December 26, 2004

Strange occurrences When the tsunami December 26, 2004

Strange occurrences When the tsunami December 26, 2004

Strange occurrences When the tsunami December 26, 2004


So as to understand the start of the tsunami early warning either with high-tech or low tech through the strange behavior of animals prior to the tsunami disaster to how to save themselves if the tsunami came.
Sehingga dengan memahami mulai dari peringatan awal tsunami baik dengan teknologi tinggi maupun dengan teknologi rendah melalui perilaku aneh binatang sebelum terjadinya bencana tsunami sampai dengan bagaimana cara menyelamatkan diri jika tsunami datang

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Strange occurrences When the tsunami December 26, 2004 | Kejadian Aneh Saat Tsunami 26 Desember 2004

0 komentar:

Post a Comment